Isti'adzah Sebelum Membaca al-Qur'an

Pagi ini, di atas kereta komuter Jakarta-Bogor, seperti biasa saya menyempatkan diri membaca al-Qur'an. Saya menyelesaikan tepat satu juz alias 20 halaman, menuntaskan jadwal baca harian satu juz. Kebetulan suasana kereta cukup enak, penumpang jarang yang berdiri, meski kursi penuh.

Bacaan al-Quran saya antara lain tiba di ayat 98 surat An-Nahl (16). Bunyinya:
فَإِذَا قَرَأْتَ ٱلْقُرْءَانَ فَٱسْتَعِذْ بِٱللَّهِ مِنَ ٱلشَّيْطَٰنِ ٱلرَّجِيمِ 

Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca Al-Qur'an, mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. (Qs. An-Nahl [16]: 98)

Saya pikir, saya perlu membuat catatan sekilas soal yang disinggung ayat ini, untuk mengingatkan diri saya sendiri tentang pentingnya membaca isti'adzah. Sebab, ketika dalam kondisi terburu-buru, kadang saya lupa membacanya. Padahal, Allah Swt telah menegaskan kepada Nab Muhammad ﷺ agar beliau lebih dahulu membaca doa istiadzah sebelum mulai membaca al-Qur'an. 

Isti'adzah, yang berarti mencari perlindungan, adalah praktik mencari perlindungan dan lindungan kepada Allah dari pengaruh setan sebelum terlibat dengan Al-Qur'an. Ayat dalam Surah An-Nahl (16): 98 memerintahkan Nabi Muhammad ﷺ untuk mencari perlindungan ini, memberikan contoh bagi semua umat Muslim.

Praktik ini penting karena membantu kita untuk menjaga koneksi yang fokus dan tulus dengan Al-Qur'an. Isti'adzah perlu kita baca untuk memastikan kita bahwa Allah akan melindungi kita dari gangguan dan pengaruh negatif setan. 

Bahkan Nabi Muhammad ﷺ pun diperintahkan untuk mencari perlindungan. Ini menegaskan pentingnya isti'adzah bagi semua orang. Apalagi saat kita membaca al-Qur'an, ketika kita berusaha terhubung dengan setiap kata dan firman Allah.

Al-Qur'an memberikan petunjuk untuk kehidupan yang abadi. Maka, upaya kita mencari perlindungan dari godaan setan yang terkutuk, sebelum terlibat dengannya, membantu kita memahami makna sejati ayat-ayat suci dan tetap berada di jalan yang benar.

Sumber-sumber tafsir menekankan bahwa setan sangat gigih dalam mencoba mengalihkan orang-orang yang beriman dari pemahaman Al-Qur'an. Dengan mencari perlindungan kepada Allah, kita memperkuat hati dan pikiran kita menghadapi kemungkinan gangguan ini, sehingga memungkinkan kita mendekati al-Qur'an dengan penuh dedikasi, refleksi, dan iman.

Instruksi untuk mencari perlindungan dari setan saat membaca al-Qur'an bukanlah wajib, sebagaimana konsensus para ulama. Namun, itu sangat dianjurkan (nawafil). Hal ini dilakukan terutama sebelum memulai membaca al-Qur'an, untuk mencegah hambatan dalam memahami kitab suci dan fokus pada bacaannya. 

Ayat ini sekaligus berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya memulai keterlibatan apa pun dengan Al-Qur'an dengan niat yang tulus ikhlas. Betapa pun kuat fisik kita, kita tetap memohon perlindungan kepada Allah dengan mengucapkan: 
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.

Kita baca itu dengan merenungkan maknanya, berserah diri dengan sepenuh hati kepada Allah untuk mengalihkan perhatian setan yang hendak mengganggu kita. Kita terus berupaya mengenyahkan obsesi dan pikiran buruk setan, serta berusaha mencari cara paling ampuh untuk mengusirnya, yaitu dengan menghiasi jiwa dan pikiran kita dengan keimanan dan ketawakkalan.

~ Ahmadie Thaha
Pengasuh Ma'had Tadabbur al-Qur'an
Share:

Tidak ada komentar: