Four Main Porposes of Qur'an

The Qur'an aims to guide all people to truth and has four porposes: (1) demonstrating God's existence and Unity; (2) establishing Prophethood; (3) proving and elucidating afterlife, with all its aspects and dimensions; and (4) promulgating the worship of God and the essentials of justice. (Ali Unal, Qur'an Translation, introduction).;

Posted via email from ahmadie thaha

Share:

Sekilas Hidup Badiuzzaman Said Nursi

Oleh Ihsan Qasim ash-Shalihi

Said Nursi lahir pada 1293 H (1876M) di desa Nurs, daerah Bitlis, di sebelah timur Anatolia. Ia berguru kepada kakaknya, al-Mala Abdullah. Pada masa itu, ia hanya belajar ilmu nahwu dan sharaf (gramatika). Kemudian ia berpindah-pindah ke berbagai kampung dan kota di antara sejumlah guru dan madrasah dengan mempelajari ilmu-ilmu keislaman dari beberapa buku induk dengan penuh ketekunan. Hal itu ditambah dengan kecerdasannya yang cemerlang seperti yang diakui oleh seluruh gurunya setelah menerima beragam ujian sulit yang diberikan oleh setiap mereka. Kecerdasan yang ia miliki menyatu dengan kekuatan ingatannya sehingga tidak heran jika ia mempelajari sekaligus mampu menghafal buku Jam'ul Jawami' pada bidang ushul fiqh hanya dalam satu minggu.
Ia melahap kandungan kitab-kitab yang tersedia di zamannya semisal tafsir, hadis, nahwu, ilmu kalam, fiqh, maupun mantiq. Di sisi lain, daya hafalnya sungguh luar biasa. Ia sengaja menghafal di luar kepala semua ilmu pengetahuan yang dibacanya. Hingga ia berhasil menghafal hampir 90 judul buku referensial. Setelah itu, ia telah memiliki kesiapan -berkat berbagai ilmu pengetahuan yang dikuasainya sejak awal untuk memulai munadzarah (adu argumentasi dan debat) dengan para ulama. Beberapa forum munadzarah telah dibuka, di mana ia telah berdebat dengan banyak tokoh pembesar dan ulama di beberapa kawasan, di mana ia selalu tampil menang.
Popularitas pemuda ini langsung tersebar setelah ia menampakkan keunggulannya dalam berdiskusi dengan seluruh ulama di daerahnya. Mereka menyebutnya dengan "Said yang terkenal." Setelah itu, ia berpindah ke Kota Tillo. Di sana is menetap selama beberapa waktu di salah satu surau serta menghafal al-Qamus al-Muhith karya Fairuzzabadi hingga bab sin.
Pada 1894, ia pergi ke Kota Van. Di sana ia sibuk menelaah buku-buku matematika, falak, kimia, fisika, geologi, filsafat, dan sejarah. Ia benar-benar mendalami semua ilmu tersebut hingga bisa menulis tentang sebagiannya. Karena itulah ia kemudian disebut dengan "Badiuzzaman" sebagai bentuk pengakuan para ulama dan ilmuwan terhadap kecerdasannya yang tajam, pengetahuannya yang melimpah, serta wawasannya yang luas.
Pada saat tersebut di sejumlah harian lokal tersebar berita bahwa menteri pendudukan Inggris Gladstone, dalam Majelis Parlemen Inggris berbicara di hadapan para wakil rakyat dengan berkata, "Selama al-Qur'an berada di tangan kaum muslimin, kita tidak akan dapat menguasai mereka. Karena itu, kita harus melenyapkannya atau memutuskan hubungan kaum muslimin dengannya." Berita ini demikian mengguncang dirinya serta membuatnya tidak bisa tidur. Ia berkata kepada orang-orang d sekitarnya:
"Kita akan membuktikan kepada dunia bahwa al-Qur'an merupakan mentari hakikat yang cahayanya tidak akan pernah padam serta sinarnya tidak mungkin bisa dilenyapkan."
Pada 1908, ia pergi ke Istanbul serta mengajukan sebuah proyek kepada Sultan Abdul Hamid II untuk membangun Universitas Islam di Timur Anatolia dengan nama Madrasah az-Zahra untuk melaksanakan tugas penyebaran hakikat Islam Pada universitas tersebut, studi keagamaan dipadukan dengan i1mu-ilmu alam sebagaimana ucapannya yang terkenal:
"Cahaya kalbu adalah ilmu-ilmu agama, sementara sinar akal adalah ilmu-ilmu alam modern. Dengan perpaduan antara keduanya hakikat akar tersingkap. Adapun jika keduanya dipisah maka tipu daya dan berbagai keraguan serta fanatisme yang tercela akan bermunculan."
Popularitas keilmuannya telah lebih dahulu didengar oleh mereka. Karena itu, para pelajar dan ulama berkumpul untuk bertanya kepadanya. Namun Said Nursi menjawab semua disiplin ilmu dengan sangat lancar. Akhirnya mereka mengakuinya sebagai seorang imam sekaligus mengakui bahwa mereka belum pernah menyaksikan orang yang memiliki ilmu dan keutamaan sepertinya. Bahkan setelah mengujinya dengan sangat cermat, salah seorang di antara mereka menunjukkan kekagumannya dengan berkata, "Ilmu yang ia miliki bukan hasil dari belajar biasa. Tetapi merupakan anugerah Ilahi dan ilmu ladunni."
Pada 1911, is pergi ke negeri Syam dan menyampaikan pidato menyentuh dari atas mimbar Masjid Jami' Umawi. Dalam pidato tersebut, ia mengajak kaum muslimin untuk bangkit. Ia menjelaskan sejumlah penyakit umat Islam berikut cara-cara penyembuhannya. Setelah itu, ia kembali ke Istanbul seraya menawarkan proyeknya terkait dengan universitas Islam kepada Sultan Rasyad. Sultan menjanjikan sesuatu yang baik kepadanya. Ternyata benar, anggaran dikucurkan dan peletakan batu pertama universitas dilakukan di tepi Danau Van. Namun Perang Dunia I membuat proyek ini terhenti.
Meskipun Said Nursi tidak setuju jika Daulah Utsmani terlibat dalam perang, namun ketika perang itu diumumkan ia beserta para muridnya ikut serta dalam perang melawan Rusia yang menyerang lewat Qafqas. Ketika pasukan Rusia memasuki kota Bitlis, Badiuzzaman bersama dengan para muridnya mati-matian mempertahankan kota tersebut sehingga terluka parah dan tertawan oleh Rusia. Ia dibawa ke penjara tawanan di Siberia. Dalam penawanan ia terus memberikan pelajaran-pelajaran keimanan kepada para panglima yang tinggal bersamanya yang jumlahnya mencapai 90 orang. Lalu dengan cara yang sangat aneh dan dengan pertolongan Tuhan ia berhasil lari. Ia pun berjalan menuju Warsawa, Jerman, dan Wina. Ketika sampai di Istanbul ia dianugerahi medali perang dan mendapatkan sambutan luar biasa dari khalifah, syeikhul Islam, pemimpin umum, dan para pelajar ilmu agama.
Nursi diangkat menjadi anggota Darul Hikmah al-Islamiyyah oleh pimpinan militer di mana lembaga tersebut hanya diserahkan kepada para tokoh ulama. Di lembaga inilah sebagian besar bukunya yang berhasa Arab diterbitkan. Di antara karya tafsirnya, Isyarat al-I'jaz fi Madzann al-Ijaz yang ia tulis di tengah berkecamuknya perang berikut al-Matsnawi al-Arabi an-Nuri.
Setelah para agresor masuk ke kota Istanbul, Ustadz Nursi merasa bahwa pukulan telak telah diarahkan kepada dunia Islam. Karena itu, ia menyiapkan diri dengan mulai menulis bukunya, al-Khuthuwat as-Sittah (Enam Langkah). Di dalamnya ia menyerang para agresor dengan sangat hebat sekaligus melenyapkan faktor-faktor yang bisa melahirkan keputusasaan pada sebagian besar orang. Karena dikenal luas dan perjuangannya yang konsisten, beberapa kali ia diundang ke Ankara. Pada 1922, is pergi ke sana di mana ketika berada di stasiun kereta api ia disambut dengan meriah oleh para pejabat negara. Hanya saja ia langsung kecewa dengan mereka yang telah mengundangnya manakala mengetahui kalau sebagian besar mereka tidak melaksanakan berbagai kewajiban agama. Kemudian ia mendatangi parlemen seraya menyampaikan pesan yang menggugah diawali dengan satu pernyataan yang berbunyi, "Wahai para anggota parlemen, kalian akan dibangkitkan pada hari yang agung nanti." Di sana ia juga menyampaikan proyek pendirian Universitas Islam dan diterima dengan baik. Namun kondisi politik menjadikan proyek tersebut tidak berjalan dengan baik.
Pada 1923, Badiuzzaman pergi ke kota Van dan melakukan uzlah di Gunung Erek yang dekat dari kota selama dua tahun dalam rangka melakukan ibadah dan kontemplasi. Kemudian, berbagai pemberontakan dan ketidakstabilan terjadi di dalam Republik Turki yang baru. Semuanya dapat dibungkam oleh pihak rezim berkuasa. Meskipun Badiuzzaman tidak terlibat dalam pemberontakan, beliau dibuang dan diasingkan bersama banyak orang ke Anatolia Barat pada musim dingin 1926. Kemudian, belau dibuang lagi seorang diri ke sebuah daerah terpencil yaitu Barla. Para musuh agama mengira bahwa di sana riwayatnya akan berakhir, popularitasnya akan redup, akan dilupakan orang, dan sumber tersebut akan mengering.
Akan tetapi, Allah Mahahalus terhadap hamba-Nya. Dia memeliharanya lewat karunia dan kemurahan-Nya sehingga Barla menjadi sumber cahaya al-Quran yang luar biasa. Di sana, Ustadz Nursi menulis sebagian besar Risalah Nur. Lalu berbagai risalah tersebut diserap lewat salinan tangan dan tersebar dari ujung Turki ke ujung yang lain. Artinya, ketika Ustaz Nursi dibawa dari satu tempat pembuangan ke tempat pembuangan yang lain lalu dimasukkan ke penjara dan tahanan di berbagai wilayah Turki selama seperempat abad, Allah memberi ganti dengan menghadirkan orang yang menyalin berbagai risalah tersebut serta menyebarkan limpahan cahaya imani itu hingga membangunkan spirit iman yang mati di kalangan umat beriman sekaligus menegakkannya di atas pilar-pilar ilmiah dan logika dalam bentuk yang retorik di mana ia bisa dipahami oleh kalangan awam serta menjadi bekal bagi kalangan khusus.
Demikianlah Ustaz Nursi terus menulis berbagai risalah sampai 1950 sehingga jumlahnya lebih dari 130 risalah. Semua dikumpulkan dengan judul Kuliyyat Rasa'il an-Nur (Koleksi Risalah Nur) yang berisi empat seri utama: al-Kalimat, al-Maktubat, al-Lama'at, dan as-Syu'aat. Selain itu, terdapat seri atau koleksi yang tidak mudah untuk dicetak kecuali setelah 1954. Ustaz Nursi sendiri yang langsung mengawasi sehingga semuanya selesai tercetak.
Kami ketengahkan teks berikut untuk memperlihatkan satu sisi dari gaya tutur Risalah Nur yang unik, berbeda dengan yang lain, dalam menyampaikan sejumlah pemahaman Islam dan menguatkan pilar-pilar iman.
"Benar bahwa makrifatullah yang bersumber dari dalil-dalil ilmu kalam bukanlah makrifat yang sempurna serta tidak mendatangkan ketenangan hati. Sementara, makrifat yang didasarkan pada konsep al-Qur'an yang merupakan mukjizat ialah makrifat yang sempurna dan mendatangkan ketenangan seutuhnya ke dalam hati. Kita berdoa kepada Allah Yang Mahatinggi dan Mahakuasa agar menjadikan setiap bagian dari Risalah Nur laksana lentera yang menerangi jalan lurus bercahaya milik al-Quran al-Karim.
Selain itu, makrifatullah yang lahir dari ilmu kalam tampak kurang sempurna, serta makrifat yang lahir dari jalan tasawuf juga cacat dan terputus jika dibandingkan dengan makrifat yang bersumber dari al-Qur'an al-Karim secara langsung lewat warisan para nabi. Pada risalah yang lain dari Risalah Nur, kami telah memberikan perumpamaan untuk menjelaskan berbagai perbedaan antara mereka yang pendekatannya terilhami oleh al-Qur'an dan mereka yang meniti jalan ahli ilmu kalam sebagai berikut:
Untuk mendapatkan air ada yang membawanya lewat sejumlah pipa dari tempat yang jauh yang digali di bawah gunung. Adapun yang lain mendapatkan air di mana saja mereka gali dan air tersebut memancar di tempat mana pun mereka berdoa. Yang pertama berjalan di jalan yang terjal dan panjang serta aliran airnya pun bisa terputus. Inilah jalan ahli ilmu kalam. Mereka menetapkan Wajibul wujud (Allah) dengan kemustahilan rangkaian sebab yang tak terbatas.
Sebaliknya, pada jalan al-Qur'an menemukan air bisa didapatkan dan dipancarkan di mana saja berada dengan sangat sempurna. Setiap ayatnya yang mulia memancarkan air di mana saja ia dipukulkan laksana tongkat Musa. Ayat-ayat tersebut berucap, pada segala sesuatu terdapat tanda bagi-Nya Yang menunjukkan bahwa ia adalah esa.
Kemudian iman tidak hanya diraih dengan ilmu. Akan tetapi, terdapat banyak perangkat halus pada diri manusia yang memiliki bagian iman. Sebagaimana ketika makanan masuk ke dalam perut ia terbagi dan terdistribusi ke sejumlah urat sesuai dengan posisi setiap organ, demikian pula dengan persoalan iman yang bersumber dari ilmu. Ketika ia masuk ke dalam perut akal dan pemahaman, setiap perangkat halus yang terdapat pada tubuh seperti roh, kalbu, jiwa, dan sejenisnya mengambil bagian darinya serta menyerap sesuai dengan tingkatannya. Jika ia tidak mendapatkan nutrisi salah satu perangkat halusnya, maka makrifat tersebut menjadi cacat, sementara perangkat halus tadi akan terus terhalang darinya."
Ia menyambut panggilan Tuhan (meninggal dunia) pada tanggal 25 Ramadhan 1379 yang bertepatan dengan tanggal 23 Maret 1960 di Kota Urfa. Namun kekuasaan militer ketika itu tidak membiarkannya beristirahat tenang di kuburnya. Mereka mengeluarkan jasadnya setelah pengumuman pelarangan untuk diarak di kota. Jasadnya dipindahkan ke tempat yang tak diketahui. Semoga Allah melimpahkan rahmat yang luas kepadanya serta menempatkannya di surga-Nya yang lapang.

Ihsan Qasim ash-Shalihi
Dimuat dalam kitab Al-Maktubat

Posted via email from ahmadie thaha

Share:

Sekilas Said Nursi

  • Badiuzzaman Said Nursi dilahirkan pada 1877 M/1293 H di desa Nurs, daerah Bitlis, di sebelah timur Anatolia, dan wafat 1960 dalam umur sekitar 85 tahun. Sebagian besar umurnya dicurahkan untuk berjihad, mengajar, dan tarbiyah
  • Dia mampu menghafal al-Qur'an seluruhnya selama dua minggu saja, serta mampu menghafal 90 jilid kutub turast Islam dalam berbagai cabang ilmu berkat kekuatan hafalannya yang sangat kuat.
  • Berkat kecerdasannya yang tajam, dia merampungkan studinya selama 15 tahun di sekolah-sekolah negeri di Daulah Ustmaniyah, dan memperoleh ijazah ilmiyah yang setara dengan tingkat doktor pada masa kita sekarang dalam umur 14 tahun.
  • Dalam umur belum 14 tahun, dia sudah dikenal dan masyhur di kalangan ulama dan cendekiawan Turki, dan kesohor dengan kekuatan argumentasi dan retorikanya di setiap ajang diskusi dan perdebatan ilmiah yang diadakan secara terbuka menghadapi para ulama lainnya.
  • Menguasai bahasa Arab, Persia, Turki dan Kurdi, serta mengarang buku-bukunya kebanyakan dalam bahasa Turki, tapi tiga di antaranya ditulisnya langsung dalam bahasa Arab kelas tinggi.
  • Mempelajari filsafat Barat secara mendalam dan luas, serta memaparkan di banyak karya tulisnya perbandingan-perbandingan yang rinci antara filsafat Barat itu dengan hikmat al-Qur'an dan kebudayaannya.
  • Menguasai banyak sekali ilmu modern selain ulumul Islam, karena dia sangat menyadari pentingnya sains modern dalam menyampaikan Islam sesuai dengan pemahaman dan persepsi yang dituntut masyarakat di zaman modern.
  • Mengarang 14 jilid kitab ensiklopedis yang terdiri dari 130 risalah, yang memuat berbagai persoalan Islam paling penting, dengan gaya modern yang khas dan cerdas, penuh orisinalitas pemikiran, pembahasan unik, serta solusi yang mendalam. Dia mengungkap dalam karya-karyanya tentang penyakit terbesar yang dialami manusia zaman modern, yaitu lemahnya keimanan. Untuk mengobati penyakit ini, dia mengungkap pentingnya rukun Islam dan hakekatnya, terutama tauhid, hari kebangkitan dan kerasulan Nabi Muhammad, dengan bukti-bukti yang kuat serta kokoh sehingga mampu membungkam para penentangnya yang bandel. Di sisi lain, dia mengkritik habis filsafat-filsafat yang ateistis dengan bukti-bukti yang meyakinkan, khususnya filsafat materislisme dan naturalisme. Dia mengerahkan segenap tenaga serta mencurahkan seluruh perhatiannya pada pembentukan keimanan yang kuat dan kokoh diikuti kesadaran yang bersandar pada al-Qur'an Karim dan Sunnah Syarifah di dunia Islam.
  • Di seluruh karyanya, dia bertolak dari al-Qur'an Karim, mencari ilham dari makna-makna yang terkandung dalam ayat-ayat al-Qur'an itu. Dia pun hidup dalam suasana qalbiyyah dan ruhiyyah yang tulus dan murni di bawah naungan al-Qur'an. Dia mendektekan kepada para pencatat di sekitarnya dengan sangat segera setiap apa yang dibukakan oleh Allah ke dalam pikirannya, tanpa memperhatikan tempat dan waktu. Maka kitab-kitab yang ditulisnya dalam kondisi demikian adalah sebuah tafsir maknawi terhadap hakekat-hakekat qur'aniyyah.
  • Dia mengarang sebagian besar karyanya di penjara atau di pengasingan. Buku-buku karyanya telah diterjemahkan ke dalam 30 bahasa dunia, serta memperoleh sambutan besar karena rahasia kandungannya diungkap dengan penuh keikhlasan dan dalam suasana rabbaniyah.
  • Karyanya dibaca oleh banyak orang, dan sanggup mengislamkan mereka di Eropa dannegara lainnya. Menurut catatan dan pengakuan Vatikan, selama enam bulan saja pada tahun 1984, telah masuk Islam sebanyak 18.600 orang di enam negara Eropa, berkat Risalah Nur.
  • Dia ikut berjuang dalam perang dunia pertama, memimpin pasukan melawan Rusia. Dia ditangkap pasukan Rusia dan menjadi tawanan perang selama dua tahun di kota Kostarma, di utara Rusia.
  • Orang pertama yang melakukan gerakan Islam di Turki modern yang dibentuk menjelang jatuhnya Khilafah Ustmaniyah setelah perang dunia pertama. Gerakan ini menentang Inggris yang menggerogoti pemerintahan Khilafah Ustmaniyah, di masa ketika menampilkan Islam saja sudah harus dibayar dengan biaya mahal. Namun jihadnya ini tidak dilakukannya dengan memasuki pertarungan politik, tetapi dengan mengikuti manhaj nabawi dan penyebaran karya-karya ilmiah untuk mempertahankan hakekat keimanan dan al-Qur'an secara total dan frontal. Dia mendidik ratusan ribu murid. Segal bentuk kezaliman, penganiayaan dan siksaan, yang ditimpakan padanya, tidak mampu menyurutkannya dari berjuang di medan jihad melalui karya tulis tersebut.
  • Dia menjalani kesluruhan hidupnya setelah umur 50 tahun (yakni selama 34 tahun) dalam tekanan tiada tara berupa penghinaan, siksaan, mata-mata, penjara dan pengasingan. Dia pernah diracun sebanyak 21 kali oleh kaki tangan musuh-musuhnya dikarenakan kegigihannya menghidupkan keimanan dan hati kaum Muslimin.
  • Kesulitan dan tantangan terus dihadapinya hingga akhir hayatnya, bahkan setelah dia wafat. Para penguasa setempat membongkar kuburannya setelah tiga bulan wafatnya, serta memindahkannya ke tempat yang tidak diketahui sampai sekarang.
  • Banyak ulama dan pemikir menganggapnya sebagai mujaddid (pembaharu) zamannya, bahkan tak sedikit menyebutnya mujaddid masa mendatang (abad 20 dan 21).
(Ahmadie Thaha/dikutip dari Risalah al-Qadar)

Posted via email from ahmadie thaha

Share:

Refleksi Milad 80 Santi Asromo

Dari puncak bukit tandus reumadengkeng, di sebuah gubug kayu
beratapkan ilalang, tahun 1932 Abdul Halim menancapkan harapan yang
tinggi, jauh melampaui masanya dengan memulai konsep pendidikan
terpadu berasrama (boarding),  di tempat yang terasing dari keramaian
hiruk pikuk masyarakat, dengan harapan dapat membentuk calon pemimpin
– pemimpin bangsa pada masa depan dengan lebih baik, dan beliau
menamakan “Santi Asromo”

Delapan puluh tahun, Pondok Mufidah Santi Asromo ikut serta berkiprah
untuk ummat dengan visi “Menjadikan Santi Asromo sebagai institusi
berkeunggulan dalam mewujudkan santri lucu” berbasis akhlaq untuk
membangun bangsa dan bergerak bersama-sama masyarakat, dengan
berlandaskan tauhiid dan semangat rahmatan lil`alamiin, bertekad untuk
dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi ummat.

Dalam kondisi bangsa seperti sekarang ini, dengan momentum Milad Santi
Asromo ke-80, sudah saatnya kita untuk bangkit dan berdiri, semangat,
dan optimis, menghadapi setiap episode kehidupan ini dengan penuh
prestasi, sebagaimana Rasulullah dan para sahabat serta orang beriman.
Karena itulah sangat tepat untuk mengajak kepada seluruh komponen
masyarakat dan bangsa agar semakin menghidupkan hati untuk memiliki
kepekaan, kepedulian sosial, merekatkan tali ukhuwah, selalu
bertindak, berucap, bersikap, dan membangun semangat  baru
dalam kehidupan dengan menggunakan hati nurani, cinta, dan kasih
sayang yang berlandaskan ketauhidan dalam segala gerak langkah.

Buah dari cita-cita salah satu putra terbaik bangsa Hadrotu Sjaikh K.
H. Abdul Halim kasyaf atas hidayah Allah SWT membawa isymat atas
himatul’aliyah Santi Asromo terus berkiprah mengukir peradaban bangsa
memancarkan gemerlap cahaya ilmu dalam mempersiapkan generasi
paripurna yang didambakan.

Kini setelah mampu melewati berjuta rintangan, beribu cobaan,
bermandikan peluh dan linangan airmata, urat-urat kepala yang tegang
menyelesaikan permasalahan, melewati masa 80 tahun, atas izin dan
ridlo Allah, serta do’a seluruh ummat islam, kami tetap berdiri dan
terus akan berdiri sampai tidak ada lagi cahaya matahari.

Dalam suka mulut tertawa, Dalam duka mata berkaca-kaca
Dalam kaku pikiran terpaku, Dalam waktu langkah satu-satu
Ada batu semangat tak mati kutu, Ada lubang jati diri tak pernah hilang
Terseok menyusur jalan berkelok-kelok, Jatuh bangun namun tetap tekun
demi masa depan, demi kesejahteraan,demi kebahagiaan, demi Allah,
terus dan teruslah berjuang
Mencari kesempurnaan abadi, jalin Ukhuwah untuk peduli dan melayani
dalam mahligai ridlo ilahi

Asep Zaki

===== HADIRI TASYAKUR MILAD KE 80 PONPES SANTI ASROMO ====
=== SABTU 23 JUNI 2012 JAM 12.00 (DZUHUR BERJAMAAH) ===

Posted via email from ahmadie thaha

Share:

Sikap dan Saran Resmi DPP PUI terhadap PMA no.3/2012 kepada DPRD/Pemerintah

sikap dan saran PUI terhadap PMA No3.pdf Download this file

PUI bersama Muhammadiyah diundang oleh Panja Pendidikan Diniyah dan Pesantren Komisi VIII DPR RI, Kamis silam, membahas tentang Peraturan Menteri Agama (PMA) no.3/2012 tentang Pendidikan Keagamaan Islam. Sikap PUI tegas: Menolak dan meminta PMA itu tidak berlaku alias dicabut. Berikut sikap dan saran resmi DPP PUI terhadap PMA yang, syukurlah, sudah benar-benar dicabut oleh Menag tadi malam. Mari kita siapkan PMA yang lebih baik. Terima kasih Pak Menteri Agama.

Posted via email from ahmadie thaha

Share:

Perokok Indonesia Terbanyak Ketiga di Dunia

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), jumlah perokok Indonesia terbanyak ketiga di seluruh dunia, setelah Cina dan India. Dari 1,3 milyar perokok di dunia, sebanyak 62,4 juta (4,8 persen) berasal dari Indonesia. Konsumsi rokok remaja laki-laki meningkat tajam, jika pada 1995 hanya 13,7 persen, di tahun 2007 naik menjadi 37,3 persen. Perokok wanita jumlahnya juga meningkat dari 0,3 persen pada tahun 1995 menjadi 1,6 persen tahun 2007.

Posted via email from ahmadie thaha

Share:

DKI Jakarta Juara Umum MTQ Nasional XXIV di Ambon

Qoriah-juara-MTQ24Ambon.amr Listen on Posterous

DKI Jakarta akhirnya keluar sebagai Juara Umum MTQ Nasional XXIV di Ambon 8-15 Juni 2012.

Ambon (ANTARA News) - Kontingen DKI Jakarta keluar sebagai Juara Umum Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXIV yang berlangsung di Ambon 8-15 Juni 2012 dan ditutup Wakil Presiden Boediono, Jumat malam.

Hasil pertandingan semua mata lomba yang dibacakan Ketua Dewan Hakim, Said Agil Husen Almunawar, sesaat penutupan MTQ oleh Wapres Boediono, menempatkan DKI Jakarta sebagai juara umum sekaligus menggeser posisi Jawa Barat sebagai juara umum yang diperoleh pada MTQ Nasional XXIII di Bengkulu tahun 2010.

DKI Jakarta tampil sebagai juara umum setelah para kafilahnya meraih prestasi terbaik I, II dan III maupun Harapan I, II dan III di hampir 50 persen mata lomba yang dipertandingkan dalam MTQ tahun ini.

Peringkat kedua ditempati peserta dari Provinsi Banten, diikuti peserta dari Kepulauan Riau. Sedangkan Juara umum tahun 2010, Jawa Barat harus puas di posisi empat.

Sedangkan tuan rumah Maluku, yang pada MTQ tahun 2010 di Bengkulu, prestasinya meningkat dan menduduki posisi 10.

Sementara Sumatera Barat, berada di peringkat kelima, diikuti Nusa Tenggara Barat (NTB) di posisi enam, Jawa Timur (tujuh besar), Riau (Delapan besar) serta kalimantan Selatan di posisi sembilan.

Dewan Juri juga mengumumkan juara Pawai Ta`aruf yakni terbaik I provinsi Jambi, Riau (Terbaik II) dan tuan rumah Maluku terbaik III. Sedangkan harapan I yakni Jawa Timur, Harapan II DKI Jakarta serta Maluku Utara sebagai harapan III, sedangkan juara favorit diberikan kepada peserta dari provinsi Papua Barat.

MTQ Sukses

Sementara itu Wakil Presiden Boediono saat menutup kegiatan bernuansa Islami itu menegaskan, suksesnya penyelenggaran MTQ Nasional di Ambon, merupakan berkah bagi masyarakat di Ambon dan Maluku serta seluruh masyarakat bangsa.

Suksesnya penyelenggaraan MTQ di Ambon, menurut Wapres, menunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan beradab.

"MTQ kali ini tidak hanya merupakan berkah bagi masyarakat Ambon tapi juga bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dari sini ditunjukkan kebersamaan warga bahu membahu. Ini membuktikan dan menunjukkan Indonesia sebagai bangsa yang besar dan beradab," kata Wapres.

Lebih lanjut Wapres mengatakan, MTQ Nasional ini adalah ajang saling mengenal dan diharapkan memberikan kesan indah bagi seluruh peserta untuk dibawa pulang betapa ramahnya masyarakat Ambon.

Wapres juga memberikan penghargaan yang tinggi kepada pemerintah dan seluruh komponen masyarakat di Ambon dan Maluku yang telah memberikan keteladanan sempurna dengan menunjukkan keramah-tamahan serta kerukunan antarumat beragama selama penyelenggaraan MTQ.

"Ini membuktikan betapa ramahnya warga Ambon dan Maluku, serta menghargai perbedaan sebagai bagian dari kebersamaan dan kekeluargaan antarumat beragama," ujar Boediono.

Dia berharap, agar kesan dan keteladanan yang ditunjukkan warga Ambon dan dapat dirasakan seluruh kafilah (Kontingen) dapat dibawa pulang ke daerahnya sebagai "ole-ole" kepada sesama saudara di daerah masing-masing.

Dia pun berharap peserta yang belum berhasil tidak kecewa tetapi terus berlatih meningkatkan kemampuannya, sedangkan yang menang tidak larut dalam kegembiraan yang berlebihan, tetapi dapat mempersiapkan diri menghadapi acara lainnya. (ANTARA/JA/Z002) -Editor: B Kunto Wibisono

Posted via email from ahmadie thaha

Share: