Berlatih Budidaya Lele di CheriaFarm/CheriaAgro


Dari membaca artikel tentang TB Haeru Rahayu, yang dimuat harian Kompas hari ini (29/8/2014), saya semula tertarik mendalami budidaya udang. Dosen yang satu ini menemukan teknologi busmetik, cara sederhana memberi peluang bagi para mahasiswanya untuk membudidayakan udang di lahan di bawah seribu meter. Selama ini, budidaya udang harus dikelola "sangat serius" di lahan hektaran.

Tapi, berhubung lahan yang dibutuhkan masih luas juga untuk ukuran Jakarta, akhirnya saya menunda budidaya udang, sampai nanti saya mendapatkan lahan yang lebih luas. Kebetulan, di dalam artikel Kompas tadi terdapat penjelasan bahwa Haeru Rahayu juga mengembangkan budidaya lele dengan teknologi bioflock. Lha, teknologi apalagi nih? Tak ada penjelasannya yang rinci di Kompas, saya pun mencarinya di Internet.


Rupanya, teknologi bioflock sudah banyak dipraktekkan dan dilatihkan di mana-mana. Menurut majalah Trobos Aqua (Edisi 18 [15 November-14 Desember 2013]), budidaya ikan lele sistem bioflok sudah banyak dibudidayakan para peternak di kawasan Pantura Pemalang–Pekalongan, Jawa Tengah. Mereka membesarkan lele super intensif dengan aplikasi teknologi bioflok, manajemen pakan yang baik, pemilihan strain ikan yang tepat, dan pemilihan probiotik yang handal.

Yang membuat saya terkagum-kagum, budidaya lele dengan teknik ini dapat menghasilkan keuntungan cukup tinggi. Dengan luas tanah tidak lebih dari 100 m2, masih menurut Trobos, mereka mampu memproduksi lele konsumsi sebanyak empat ton per bulan. Keuntungan kotor mencapai Rp 8–10 juta. Wow.

Akhirnya saya putuskan mencari lembaga yang menyediakan pelatihan budidaya lele dengan teknik bioflok. Semula saya tertarik dengan pelatihan yang disiapkan Farm Biofloc-165 Depok. Tapi saya sudah punya jadwal kegiatan untuk tanggal 31 Agustus. Akhirnya, saya mencari lagi tempat pelatihan yang lain, hingga ketemulah CheriaFarm/CheriaAgro, yang menyediakan pelatihan serupa pada Sabtu, 30 Agustus, besok.

 

Saya lebih tertarik ikut pelatihan di CheriaFarm, selain karena gratis, lebih-lebih karena CheriaFarm sudah mempraktekkan budidaya lele tersebut di tengah kota Jakarta. Tepatnya, di bilangan selatan Jakarta, yakni di Jalan Mawar II No.36 Rt 06 Rw 14 Bintaro, Rempoa, Jakarta Selatan.

Kolam CheriaFarm:
Jalan Mawar II No.36 Rt 06 Rw 14 Bintaro,
Rempoa, Jakarta Selatan
Telp 021-73888872
0878-9964-1375
0812-9014-8052
0857-180-989-32
Share:

Haeru Rahayu: Kembangkan Budidaya Udang Skala Mini Empang Plastik

BERAWAL dari keinginan untuk menyediakan sarana praktik budidaya udang yang baik bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Perikanan di Kampus Serang, Banten, TB Haeru Rahayu (43) berpikir keras untuk bisa memperkenalkan budidaya udang yang bisa diimplementasikan dengan biaya murah. Budidaya udang yang selama ini dianggap sulit dan hanya cocok buat pemodal besar jadi memasyarakat dengan dikembangkannya teknologi budidaya udang skala mini empang plastik atau yang lebih dikenal dengan teknologi busmetik.
Share:

Bagaimana Menghilangkan Shortcut Virus dari USB Flash Drive dan Komputer

 
Tadi, flash dish USB istri kena virus. Filenya tak kelihatan sama sekali. Padahal, banyak sekali file penting di situ. Yang terlihat hanya satu file dengan ektensi *.LNK. Nah, itu artinya USB-nya kena virus Shortcut. Setelah cari cara mengatasinya, berikut ini cara yang berhasil saya pakai.
 
Pendrive, SD Cards or Flash drives are very common device to transfer data from one computer to another, also sometimes we get errors while connecting pendrive to Computer and during data transfer one of them is Shortcut Error, basically this is a Virus known as Shortcut virus, it converts every files into shortcut in pendrive / Hard drive.
 

What is Shortcut Virus and How it Spread

When we connect a flash drive to a infected computer and transfer any file it automatically infect pendrive and all files shown as Shortcut. This virus can affect any external storage like Flash Drives, External Hard disk, Phone Memory, Memory card or any Memory Stick, this is an anonymous malware which initially released online and spreading from one computer to another and we got Shortcut of files which are in USB drive if you try to open any file you will get error message.

You Can See How Files are Showing in Removable Disk (D:)

Shortcut Virus How to Remove Shortcut Virus from USB Flash Drive and Computer.

 

How to Remove Shortcut Virus From Pendrive / USB Drive.

If your USB drive don't have important files you can try to Format it, but if it contains important files then you are not going to format it, to Remove Shortcut Virus follow the Steps Below.

Step 1. Go to Start and Search for cmd , as  it appears in start menu Right Click on it and Click on "Run as Administrator"

Step 2. Navigate to Flash Drive by typing its letter. [ Lets Say it is i ], to find your USB drive letter open "My Computer" and check for letter, type i: and hit enter.

Step 3. Type " del *.lnk " (without quote) in cmd window and Hit Enter on your Keyboard.

Step 4. Now type " attrib -s -r -h *.* /s /d /l "  ( without quote ) and hit Enter .

Shortcut Virus Removal How to Remove Shortcut Virus from USB Flash Drive and Computer.

It will take few seconds to recover all your files, Now open your Flash Drive you will get Back all of your files.

 

How to Remove Shortcut Virus from Computer

 

Once you recover files into USB drive you can use them but if you again plug in USB Flash drive into infected computer your flash drive will infect again, so it is better to remove source of this virus i,e infected computer, follow the steps below to remove shortcut virus from computer.

 

Step 1. First open Task Manager by pressing Ctrl + Alt + del Or Right Click on taskbar and click on Task manager.

Step 2. Go  to Process tab and look for process Wscript.exe , Scroll down and find any such process, Now Right Click on it and Click on End Task.

Step 3. Now go to Start and search for "regedit" , open it you will get Registry Editor navigate to

HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Run

Here look for Registry Key "odwcamszas" if  found then right click on it and delete this registry key.

 remove shortcut virus How to Remove Shortcut Virus from USB Flash Drive and Computer.

 This will remove Shortcut Virus from your Computer, if not then try these steps.

1.  Press windows + R key, you will get Run box, type %temp% here and hit OK, now temp folder will be open look for file nkvasyoxww.vbs and delete it.

2. Go to C:Users<username>AppDataRoamingMicrosoftWindowsStart MenuProgramsStartup.  Check Startup folder if nkvasyoxww.vbs  exist here then delete it.

 

shortcut virus delete How to Remove Shortcut Virus from USB Flash Drive and Computer.

3. Press Windows + R key, type "msconfing" into run box and hit OK, it will open System Configuration, Go to Startup tab, and look for nkvasyoxww.vbs uncheck it from startup and hit OK.

In Windows 8, Open Task Manager and go to Startup tab, disable nkvasyoxww.vbs from here.

Shortcut Virus Removal1 How to Remove Shortcut Virus from USB Flash Drive and Computer.

This will remove Shortcut Virus form your Computer or Laptop, if you face any problem feel free to comment below.

- See more at: http://www.itechfever.com/remove-shortcut-virus/#sthash.I4Pbk6LS.dpuf
Share:

Sofjan Wanandi: Betul-betul Saya Enggak Pernah 'Segila' ini

 

Pengusaha gaek Sofjan Wanandi blak-blakan ngaku mati-matian membela dan mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam Pilpres 2014 yang baru lalu. "Betul-betul saya enggak pernah 'segila' ini sejak Pemilu 1971," katanya dalam wawancara dengan Kompas (28/8/14).
 
"Saya sampai tidak bisa tidur. Tidak bisa tenang menghadapi persaingan ini. Bahkan, saya tidak pernah berdoa sebanyak saat itu karena takut dan panik, ha-ha-ha," kata anggota timtes Jkw-Jk itu ketawa, mungkin karena capres pasangannya menang.
 
"Saya ini hanya ingin Indonesia mempunyai harapan baru menjadi negara lebih maju," katanya. Tapi apa tujuannya tulus? Wallahu a'lam, namanya juga dia pengusaha. Berikut wawancaranya di Kompas.
 
PEMILIHAN Umum Presiden 2014 usai sudah, dan kini Joko Widodo-Jusuf Kalla tinggal menunggu dilantik sebagai presiden dan wakil presiden 2014-2019 pada 20 Oktober mendatang.
 
Kemenangan Jokowi-JK dalam pilpres, selain peran besar dari partai politik pendukung dan relawan, yang tak bisa dinafikan juga adalah adanya dukungan dari para pengusaha. Kehadiran ketiga elemen yang saling melengkapi ini menjadi kekuatan besar yang sulit dibendung.
 
Sofjan Wanandi (72) merupakan salah satu pengusaha yang berperan. Dia bahkan mendapatkan ancaman dari pihak-pihak yang tidak senang karena dianggap sangat berperan besar. Kini, dia pun mendapat pengawalan melekat untuk mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan.
 
Berikut wawancara Kompas dengan Sofjan, yang juga Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia, tentang hiruk-pikuk Pilpres 2014 dan harapannya pada pemerintahan mendatang.
 
Apa catatan Bapak tentang Pilpres 2014?
 
Pemilu Presiden 2014 sungguh luar biasa, menguras tenaga dan pikiran. Banyak intrik. Perlu berbagai strategi, termasuk menangkal kampanye negatif maupun kampanye hitam.
 
Serangan darat dua pekan terakhir dan serangan udara di dunia maya dari para relawan menjadi kekuatan kita. Tapi, yang utama adalah kekuatan rakyat.
 
Ada tuduhan, saya ini adalah orang yang ikut "mengawinkan" pasangan Jokowi-JK. Padahal, saya melihat sendiri, kekuatan luar biasa itu adalah kekuatan rakyat. Itu terlihat di pengujung kampanye, seperti Konser Dua Jari di Gelora Bung Karno. Begitu juga semangat relawan yang memainkan serangan udara melalui media-media sosial ataupun media massa.
 
Ada ancaman?
 
Sampai sekarang, ancaman berseliweran. Sekarang ini, saya diberikan pengawalan. Pusing juga. Tapi, ya, mau gimana lagi?
 
Tapi, apa pun, ini harapan baru. Buat saya, ini adalah akhir dari perjalanan berpolitik. Betul-betul saya enggak pernah "segila" ini sejak Pemilu 1971. Dulu tahun 1971, saya tergila-gila juga ikut bergerak dengan membuat badan pemenangan pemilu dan mendorong Golkar supaya mendapatkan nama yang baik dalam politik. Saya ini hanya ingin Indonesia mempunyai harapan baru menjadi negara lebih maju. Saya sampai tidak bisa tidur. Tidak bisa tenang menghadapi persaingan ini. Bahkan, saya tidak pernah berdoa sebanyak saat itu karena takut dan panik, ha-ha-ha.
 
Apa yang perlu dilakukan Jokowi-JK?
 
Saat ini ada yang usul menghapuskan kementerian. Mereka berpikir terlalu gampang. Kita tidak bisa begitu saja memecat pegawai negeri. Ini hanya akan mencari perkara baru. Tidak segampang itu merombak susunan kabinet.
 
Jokowi dan JK pun perlu berkomunikasi intensif untuk menyusun kabinet yang kuat. Paling tidak, kalangan partai politik tetap perlu dicari terlebih dulu, tetapi orangnya harus yang paling the best, sikapnya profesional, dan betul-betul punya kapabilitas.
 
Kedua, orang-orang pemerintahan saat ini yang betul-betul baik kinerja dan kapabilitasnya. Lihat benar rekam jejaknya.
 
Ketiga, barulah melihat tokoh-tokoh masyarakat, tokoh daerah, ataupun intelektual yang terbaik. Faktor kebinekaan dan latar belakang agama juga perlu dipertimbangkan. Begitu pula dengan porsi laki-laki dan perempuan.
 
Mencari seorang menteri itu seperti kita merekrut chief executive officer (CEO). Kita perlu melihat orang yang betul-betul mau bekerja dan pintar. Biasanya mereka ini bukan orang yang mau menawar-nawarkan diri menjadi menteri.
 
Mereka yang menawar-nawarkan diri itu biasanya broker-broker, tidak punya rekam jejak yang bisa dipercaya. Orang hebat itu biasanya tidak mencari-cari pekerjaan, apalagi menawar-nawarkan diri.
 
Jokowi dan JK sendiri yang harus mencari orang-orang yang tepat duduk sebagai menteri. Di perusahaan, biasanya menggunakan head hunter untuk mencari pimpinan. Tidak pernah orang-orang itu menonjolkan diri, meminta-minta pekerjaan.
 
Saya punya kekhawatiran bahwa kalau harapan publik, terutama yang muda-muda, tidak tercapai oleh pemerintahan mendatang, negara ini akan berada dalam kegagalan.
 
Kalau partai-partai di luar koalisi pemerintah memiliki sikap-sikapnya sendiri, seperti tidak mau bersatu-padu, negara juga akan sulit.
 
Sebenarnya ada partai yang sudah ingin bergabung, tetapi ada sedikit keberatan karena pemerintahan Jokowi-JK akan sungguh-sungguh membersihkan mafia minyak. Tetapi, saya percaya, sikap partai itu bisa berubah. Dengan demikian, kita bisa betul-betul membersihkan negara ini dari para mafia minyak.
 
Inilah waktunya bagi Jokowi-JK untuk mulai bekerja demi memuaskan hati rakyat. Selesailah mengungkapkan rasa terima kasih atas dukungan rakyat.
 
Kini saatnya mengembalikan kepercayaan mandat rakyat melalui kerja-kerja yang efisien untuk meneruskan pembangunan bangsa dan menyejahterakan rakyat.
 
Jokowi-JK sebagai presiden dari kalangan sipil dan seluruh jajarannya juga perlu mulai memperhatikan manajemen waktu. Revolusi mental harus dimulai dari atas dengan cara menghargai dan menepati waktu.
 
Jokowi-JK juga tak mungkin menyenangkan semua orang. Pasti ada prioritas. Namun, keduanya tidak boleh kehilangan "roh" kerakyatannya.
 
(Stefanus Osa/M Hernowo/Sutta Dharmasaputra)
Share:

Indeks Kinerja Guru Baru Mau Berlaku 2015

 
 
Indeks kinerja guru baru mau diberlakukan pemerintah pada 2015. Pemerintah mengakui, selama ini belum ada standar kualitas pengajar, kepala sekolah, ataupun pengawas. Akibatnya, mutu tidak bisa diukur tepat. "Peningkatan kualitas tak bisa dilakukan jika kita tak tahu ukurannya," katanya seusai membuka Seminar Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Rabu (Kompas 28/8), di Malang, Jawa Timur.
 
Pantes, mutu guru compang-camping. Ada yang bagus, tapi banyak yang asal-asalan. Rupanya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai sadar. Syukurlah pemerintah kini sadar (moga sesadar-sadarnya), dan mulai tahun 2015 akan memberlakukan sistem indeks kinerja untuk mengukur kualitas guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah. Indeks kinerja itu juga untuk menentukan besaran remunerasi guru.
 
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Syawal Gultom mengatakan,
 
Menurut Syawal, meski sudah ada sertifikasi bagi guru, indeks kinerja tetap dibutuhkan untuk mengukur kualitas guru secara konsisten. Berdasarkan temuan timnya, tidak semua guru yang bersertifikat mempunyai kompetensi sesuai standar yang diinginkan. Oleh karena itu, uji kompetensi guru tetap akan dilakukan secara kontinu.
 
Uji kompetensi tidak hanya dilakukan pada guru yang menjadi tumpuan pengembangan mutu pendidikan, tetapi juga kepala sekolah dan pengawas. Selama ini, dia masih mendapati posisi pengawas sekolah diisi oleh orang-orang yang tidak kompeten. "Orang-orang yang dianggap gagal di bidangnya malah dijadikan pengawas, ya, bagaimana dia bisa membuat sekolah maju," kata Syawal.
 
Kepala sekolah pun perlu diuji kompetensi karena maju tidaknya sekolah sangat tergantung dari kebijakan kepala sekolah. Indeks kerja nantinya akan menentukan pula jumlah gaji dari pengajar atau pemangku jabatan di bidang pendidikan.
 
Persiapan penggunaan indeks tersebut sudah dilakukan sejak 2013. Pemetaan dan pedoman pengukuran sudah disusun dan diharapkan tahun 2015 mulai bisa diterapkan. Sebanyak 1,3 juta pengajar juga sudah mendapatkan pelatihan tentang pengajaran Kurikulum 2013 untuk meningkatkan mutu mengajar mereka. Dengan adanya pelatihan itu, diharapkan perubahan sistem pengajaran konvensional ke sistem pengajaran berbasis ilmiah akan lebih lancar.
 
Perubahan
Direktur Program Badan untuk Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) Prioritas Stuart Weston menambahkan, berbagai perbaikan dalam dunia pendidikan menjadikan Indonesia kian maju. Kini, Indonesia menempati urutan kedua dalam bidang perbaikan pendidikan di dunia karena banyaknya perubahan dan perbaikan dalam segala hal yang dilakukan oleh pemerintah. "Ini menjadi ciri negara yang akan maju," ucap Stuart.
 
Perbaikan mutu pendidikan itu juga didukung oleh kepala daerah. Di Kota Malang, Wali Kota Malang M Anton mendukung sekolah gratis dari tingkat SD hingga SMA/SMK. Dalam satu tahun ini, Pemerintah Kota Malang juga telah menggelontorkan Rp 174,996 miliar untuk menyokong kebutuhan dunia pendidikan.
 
Iwan Hermawan, Sekretaris Jenderal Federasi Guru Independen Indonesia, mengatakan, penilaian kinerja guru sudah mulai dijalankan. Namun, pemerintah pusat atau pemerintah daerah belum gencar melatih guru-guru senior yang terlibat dalam penilaian.
 
Pengukuran kinerja guru, ujar Iwan, harus dilakukan agar kualitas guru di semua sekolah terus membaik. Tunjangan profesi guru tidak hanya ditujukan untuk kesejahteraan guru. Namun, guru juga harus didorong untuk memanfaatkan tunjangan tersebut demi peningkatan kinerjanya dalam memberikan layanan pembelajaran bermutu bagi siswa. Pada 2011, tunjangan profesi dialokasikan Rp 18,5 triliun, sedangkan pada 2014 mencapai Rp 60,5 triliun. (Kompas, 28/8/14 NIT/ELN)
Share:

Ayo Berbisnis Rumput Laut

 
Peluang bisnis rumput laut rupanya masih terbuka lebar. Kebutuhannya begitu besar, karena lumput laut dapat diolah menjadi 500 jenis produk. Simak pengakuan Direktur PT Giwang Citra Laut Johny N Tesiman: "Setiap bulan kami bisa menyerap 240 ton rumput laut untuk kami olah, tetapi terkadang kami hanya mendapat 100 ton" (Kompas, 28/8/14). Jakarta.
 
Perusahaan pengolahan rumput laut yang pabriknya berlokasi di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, ini harus mencari rumput laut hingga ke luar wilayah, seperti Nusa Tenggara Timur. Karena itu, tak salah kalau kita memenuhi kekurangan ini dengan berbisnis rumput laut. Mau?
 
Industri pengolahan rumput laut di Indonesia, kata Johny, menghadapi tantangan dalam mendapatkan bahan baku. Sebab, banyak pengusaha berorientasi dagang yang juga menyerap rumput laut dan mengekspornya dalam bentuk kering.
 
Ia mengatakan, selain bersaing untuk mendapatkan rumput laut, keberadaan pedagang yang berorientasi menjual komoditas rumput laut dalam bentuk mentah terkadang juga merusak harga di pasar.
 
Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun mengatakan, industri rumput laut memiliki arti strategis dalam membangun ekonomi kerakyatan. Apalagi, Indonesia memiliki potensi lahan budidaya rumput laut.
 
Berdasarkan pemetaan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), dari sekitar 1,1 juta hektar total lahan yang tersedia untuk membudidayakan rumput laut di Indonesia, baru sekitar 20 persen atau seluas 220.000 hektar yang sudah dimanfaatkan.
 
"Kawasan pesisir yang cocok untuk budidaya rumput laut adalah di wilayah kepulauan. Pulau-pulau yang tersebar akan menjadi pelindung alami rumput laut dari ombak tinggi," ujarnya.
 
Berdasarkan data Kemenperin, ada 18 usaha industri pengolahan rumput laut di Indonesia. Adapun total produksi olahan rumput laut mencapai 15.638 ton per tahun. Pada tahun 2013, ekspor rumput laut kering sekitar 147.000 ton.
 
Alex mengatakan, pemerintah berusaha mendorong tumbuhnya industri pengolahan rumput laut sebagai hilirisasi industri bernilai tambah tinggi. Rumput laut dapat diolah menjadi lebih dari 500 produk olahan. Oleh karena itu, industri pengolahan rumput laut harus dijamin ketersediaan bahan bakunya.
 
Dia menambahkan, Indonesia merupakan daerah potensial penghasil rumput laut. Hal yang ironis karena faktanya Indonesia harus mengimpor berbagai produk olahan rumput laut. Produk olahan rumput laut bermanfaat sebagai bahan produk makanan seperti es krim dan sosis. Rumput laut juga menjadi bahan campuran pakan ternak, cat, tekstil, dan pelumas.
 
"Produk olahan rumput laut juga digunakan untuk produk farmasi, seperti membuat selubung kapsul obat," kata Alex.
 
Staf Ahli Menteri Perindustrian Benny Soetrisno menuturkan, keunggulan komparatif Indonesia yang berada di wilayah tropis harus dimanfaatkan dalam mengembangkan industri rumput laut. "Keunggulan komparatif itu menjadi modal Indonesia untuk unggul dalam industri rumput laut," ujarnya.
Share:

Keteraan Muslim dan Nonmuslim

 
Said Nursi ditanya: Bagaimana kita bisa sejajar dengan nonmuslim?
Dia menjawab: Kesetaraan bukan dalam hal nilai dan kemuliaan, tapi dalam hak. Di dalam syariat Islam, hak seorang sultan setara dengan hak rakyat jelata. Syariat memerintahkan kita untuk tidak menginjak semut dengan sengaja, dan melarang menyakiti semut, lantas bagaimana mungkin syariat akan mengabaikan hak-hak umat manusia? Hanya saja syariat ini belum kita terapkan. Saya fikir peradilan antara Imam Ali dengan seorang Yahudi biasa, serta Shalahuddin al-Ayyubi yang pergi bersama seorang Nasrani miskin, bisa membenahi kekeliruan kalian.
Share:

Calculus: 1,001 Practice Problems For Dummies

 
Calculus: 1,001 Practice Problems For Dummies by PatrickJMT
English | 2014 | ISBN: 111849671X | 624 pages | EPUB | 38 MB


Practice makes perfect—and helps deepen your understanding of calculus
1001 Calculus Practice Problems For Dummies takes you beyond the instruction and guidance offered in Calculus For Dummies, giving you 1001 opportunities to practice solving problems from the major topics in your calculus course. Plus, an online component provides you with a collection of calculus problems presented in multiple-choice format to further help you test your skills as you go.

Gives you a chance to practice and reinforce the skills you learn in your calculus course
Helps you refine your understanding of calculus
Practice problems with answer explanations that detail every step of every problem
The practice problems in 1001 Calculus Practice Problems For Dummies range in areas of difficulty and style, providing you with the practice help you need to score high at exam time.
 
 
Share:

Belajar Ilmu Bumi dengan Marble

 
Marble 1.9.0 + Portable | 52.2 MB

Marble is a Virtual Globe and World Atlas that you can use to learn more about Earth: You can pan and zoom around and you can look up places and roads. A mouse click on a place label will provide the respective Wikipedia article. 

Features
Of course it's also possible to measure distances between locations or watch the current cloud cover. Marble offers different thematic maps: A classroom-style topographic map, a satellite view, street map, earth at night and temperature and precipitation maps. All maps include a custom map key, so it can also be used as an educational tool for use in class-rooms. For educational purposes you can also change date and time and watch how the starry sky and the twilight zone on the map change.

In opposite to other virtual globes Marble also features multiple projections: Choose between a Flat Map ("Plate carré"), Mercator or the Globe.

Whats New :
Updates: official site does not provide any info about changes in this version

Homepage
Download Links:
 
Share:

Five Dimensions of Quality: A Common Sense Guide to Accreditation and Accountability

 
Five Dimensions of Quality: A Common Sense Guide to Accreditation and Accountability by Linda Suskie and Stan Ikenberry
English | 2014 | ISBN: 111876157X | 320 pages | PDF | 2 MB

Meet calls for increased quality and understand accreditation expectations
Author Linda Suskie is internationally recognized for her work in higher education assessment, and she is a former vice president of a major regional accreditor.

In Five Dimensions of Quality: A Common Sense Guide to Accreditation and Accountability in Higher Education she provides a simple, straightforward model for understanding and meeting the calls for increased quality in higher education ever-present in today's culture. Whether your institution is seeking accreditation or not, the five dimensions she outlines will help you to identify ways to improve institutional quality and demonstrate that quality to constituents.
For those wading through the accreditation process, which has become more difficult in recent years due to increasing regulation and pressure for greater accountability, Suskie offers expert guidance on understanding the underlying principles of the expectations of accrediting bodies. Using the model presented here, which is much easier to understand than the sometimes complex resources provided by individual accrediting bodies, American colleges and universities can understand what they need to do to earn and maintain their regional accreditation as well as improve overall institutional quality for their students. You'll be able to:
• Identify ways to improve institutional quality
• Demonstrate the quality of your institution to internal and external constituents
• Avoid wasting time and energy on misguided institutional processes to comply with accreditation requirements
By focusing on why colleges and universities should take particular actions rather than only on what those actions should be, Five Dimensions of Quality gives them the knowledge and strategies to prepare for a successful review. It is an ideal resource for leaders, accreditation committee members, and everyone on campus.
 
Download Links:
Share:

The Skinny Confidential: A Babe's Sexy, Sassy Health and Lifestyle Guide

 
The Skinny Confidential: A Babe's Sexy, Sassy Health and Lifestyle Guide by Lauryn Evarts
2014 | ISBN: 1624140459 | English | 176 pages | EPUB + MOBI | 4 MB + 3 MB

The Real Deets on How to Live a Skinny, Happy, Sexy Life

Not sure how to keep it all together? Well, babes, you're in luck. With my lifestyle tips and tricks you'll be able to keep your bod, your love life, your personal style and everything else hot & sexy. Whether you're trying to tone those bat wings, wanting to develop healthier eating habits, wondering about juice cleanses or curious about how to attain that Victoria's Secret curl—I got ya covered. It's all about learning to balance your life.

I'm Lauryn, the creator of The Skinny Confidential, a blog that was rated the most popular health and fitness blog in the world. I've also been featured in The Huffington Post and frequently blog for television personality Giuliana Rancic's Fab Fit Fun.

With easy exercises, delicious and affordable recipes and accessible tips on everything from keeping your hair looking hot and healthy to how to steal your boyfriend's clothes for your own quick wardrobe makeover, my book has it all.

If you love my blog, this book will give you the bigger picture—a total lifestyle guide.


Download Links:
Share:

A Convergence of Civilizations: The Transformation of Muslim Societies Around the World

 
A Convergence of Civilizations: The Transformation of Muslim Societies Around the World by Youssef Courbage
Columbia University Press | June 7, 2011 | English | ISBN: 0231150024 | 152 pages | PDF | 2 MB

We are told that Western/Christian and Muslim/Arab civilizations are heading towards inevitable conflict. The demographics of the West remain sluggish, while the population of the Muslim world explodes, widening the cultural gap and all but guaranteeing the outbreak of war. Leaving aside the media's sound and fury on this issue, measured analysis shows another reality taking shape: rapprochement between these two civilizations, benefiting from a universal movement with roots in the Enlightenment.
 
 
Share: