Sekilas Said Nursi

  • Badiuzzaman Said Nursi dilahirkan pada 1877 M/1293 H di desa Nurs, daerah Bitlis, di sebelah timur Anatolia, dan wafat 1960 dalam umur sekitar 85 tahun. Sebagian besar umurnya dicurahkan untuk berjihad, mengajar, dan tarbiyah
  • Dia mampu menghafal al-Qur'an seluruhnya selama dua minggu saja, serta mampu menghafal 90 jilid kutub turast Islam dalam berbagai cabang ilmu berkat kekuatan hafalannya yang sangat kuat.
  • Berkat kecerdasannya yang tajam, dia merampungkan studinya selama 15 tahun di sekolah-sekolah negeri di Daulah Ustmaniyah, dan memperoleh ijazah ilmiyah yang setara dengan tingkat doktor pada masa kita sekarang dalam umur 14 tahun.
  • Dalam umur belum 14 tahun, dia sudah dikenal dan masyhur di kalangan ulama dan cendekiawan Turki, dan kesohor dengan kekuatan argumentasi dan retorikanya di setiap ajang diskusi dan perdebatan ilmiah yang diadakan secara terbuka menghadapi para ulama lainnya.
  • Menguasai bahasa Arab, Persia, Turki dan Kurdi, serta mengarang buku-bukunya kebanyakan dalam bahasa Turki, tapi tiga di antaranya ditulisnya langsung dalam bahasa Arab kelas tinggi.
  • Mempelajari filsafat Barat secara mendalam dan luas, serta memaparkan di banyak karya tulisnya perbandingan-perbandingan yang rinci antara filsafat Barat itu dengan hikmat al-Qur'an dan kebudayaannya.
  • Menguasai banyak sekali ilmu modern selain ulumul Islam, karena dia sangat menyadari pentingnya sains modern dalam menyampaikan Islam sesuai dengan pemahaman dan persepsi yang dituntut masyarakat di zaman modern.
  • Mengarang 14 jilid kitab ensiklopedis yang terdiri dari 130 risalah, yang memuat berbagai persoalan Islam paling penting, dengan gaya modern yang khas dan cerdas, penuh orisinalitas pemikiran, pembahasan unik, serta solusi yang mendalam. Dia mengungkap dalam karya-karyanya tentang penyakit terbesar yang dialami manusia zaman modern, yaitu lemahnya keimanan. Untuk mengobati penyakit ini, dia mengungkap pentingnya rukun Islam dan hakekatnya, terutama tauhid, hari kebangkitan dan kerasulan Nabi Muhammad, dengan bukti-bukti yang kuat serta kokoh sehingga mampu membungkam para penentangnya yang bandel. Di sisi lain, dia mengkritik habis filsafat-filsafat yang ateistis dengan bukti-bukti yang meyakinkan, khususnya filsafat materislisme dan naturalisme. Dia mengerahkan segenap tenaga serta mencurahkan seluruh perhatiannya pada pembentukan keimanan yang kuat dan kokoh diikuti kesadaran yang bersandar pada al-Qur'an Karim dan Sunnah Syarifah di dunia Islam.
  • Di seluruh karyanya, dia bertolak dari al-Qur'an Karim, mencari ilham dari makna-makna yang terkandung dalam ayat-ayat al-Qur'an itu. Dia pun hidup dalam suasana qalbiyyah dan ruhiyyah yang tulus dan murni di bawah naungan al-Qur'an. Dia mendektekan kepada para pencatat di sekitarnya dengan sangat segera setiap apa yang dibukakan oleh Allah ke dalam pikirannya, tanpa memperhatikan tempat dan waktu. Maka kitab-kitab yang ditulisnya dalam kondisi demikian adalah sebuah tafsir maknawi terhadap hakekat-hakekat qur'aniyyah.
  • Dia mengarang sebagian besar karyanya di penjara atau di pengasingan. Buku-buku karyanya telah diterjemahkan ke dalam 30 bahasa dunia, serta memperoleh sambutan besar karena rahasia kandungannya diungkap dengan penuh keikhlasan dan dalam suasana rabbaniyah.
  • Karyanya dibaca oleh banyak orang, dan sanggup mengislamkan mereka di Eropa dannegara lainnya. Menurut catatan dan pengakuan Vatikan, selama enam bulan saja pada tahun 1984, telah masuk Islam sebanyak 18.600 orang di enam negara Eropa, berkat Risalah Nur.
  • Dia ikut berjuang dalam perang dunia pertama, memimpin pasukan melawan Rusia. Dia ditangkap pasukan Rusia dan menjadi tawanan perang selama dua tahun di kota Kostarma, di utara Rusia.
  • Orang pertama yang melakukan gerakan Islam di Turki modern yang dibentuk menjelang jatuhnya Khilafah Ustmaniyah setelah perang dunia pertama. Gerakan ini menentang Inggris yang menggerogoti pemerintahan Khilafah Ustmaniyah, di masa ketika menampilkan Islam saja sudah harus dibayar dengan biaya mahal. Namun jihadnya ini tidak dilakukannya dengan memasuki pertarungan politik, tetapi dengan mengikuti manhaj nabawi dan penyebaran karya-karya ilmiah untuk mempertahankan hakekat keimanan dan al-Qur'an secara total dan frontal. Dia mendidik ratusan ribu murid. Segal bentuk kezaliman, penganiayaan dan siksaan, yang ditimpakan padanya, tidak mampu menyurutkannya dari berjuang di medan jihad melalui karya tulis tersebut.
  • Dia menjalani kesluruhan hidupnya setelah umur 50 tahun (yakni selama 34 tahun) dalam tekanan tiada tara berupa penghinaan, siksaan, mata-mata, penjara dan pengasingan. Dia pernah diracun sebanyak 21 kali oleh kaki tangan musuh-musuhnya dikarenakan kegigihannya menghidupkan keimanan dan hati kaum Muslimin.
  • Kesulitan dan tantangan terus dihadapinya hingga akhir hayatnya, bahkan setelah dia wafat. Para penguasa setempat membongkar kuburannya setelah tiga bulan wafatnya, serta memindahkannya ke tempat yang tidak diketahui sampai sekarang.
  • Banyak ulama dan pemikir menganggapnya sebagai mujaddid (pembaharu) zamannya, bahkan tak sedikit menyebutnya mujaddid masa mendatang (abad 20 dan 21).
(Ahmadie Thaha/dikutip dari Risalah al-Qadar)

Posted via email from ahmadie thaha

Share:

Tidak ada komentar: