Disiplin Sun Tzu


Di pondok-pondok pesantren, kita juga mengajarkan dan menjalankan disiplin. Tak ada pendidikan tanpa pengajaran disiplin. Bahkan tiada hidup tanpa disiplin yang baik. Kegiatan sejak bangun hingga tidur lagi, penuh dengan disiplin. 

Tapi, tak jelas betul, dari mana asal-muasal disiplin? Namun, dlm catatan sejarah, Sun Tzu yg lahir 544 tahun sebelum Masehi termasuk salah seorang peletak dasar kedisiplinan. Ahli strategi ini dikenal dengan karyanya, The Art of War, Seni Berperang.

Sebagai seorang panglima Kerajaan Dinasti Ming, Tiongkok, dia mendapat perintah dari sang Kaisar untuk mendisiplinkan semua pegawai kerajaan. Sun Tsu menyanggupi dengan syarat semua orang harus ikut aturannya, tidak terkecuali sang Kaisar, dan Kaisar pun menyetujui syarat Sun Tzu.

Disuatu pagi, di halaman istana Sun Tzu memerintahkan semua peserta membentuk barisan dengan memisahkan barisan lelaki dan barisan perempuan. Untuk beberapa barisan perempuan masing-masing diketuai oleh gundiknya Kaisar.

Setelah semua peserta dianggap memahami penjelasan Sun Tzu, sekarang dia memberitahukan bahwa latihan DISIPLIN akan dimulai dan meminta semua peserta mengikutinya dengan sungguh-sungguh serta akan menjatuhkan hukuman bagi yang mengabaikan perintahnya.

"Perhatian, setelah aku memberi aba-aba dengan Memukul gendang yang kupegang ini, maka kalian semua harus mengikuti gerakan-gerakan yang sudah aku instruksikan."

Sun Tzu mulai memberi aba-aba dengan memukul-mukul gendangnya.

Pada aba-aba pertama, beberapa gundik Kaisar dan peserta lainnya masih terlihat tertawa-tawa dan belum melakukan gerakan sesuai yang diinginkan.

"Perhatian, untuk semua" kata Sun Tzu. "Kalian tidak sunggu-sunggu mengikuti aba-abaku. Tapi karena kalian mungkin masih belum terbiasa, maka aku maafkan," kata Sun Tzu.

"Sekarang, mulai..!!!" instruksi Sun Tzu sambil menabuh genderangnya.

Pada instruksi kedua, beberapa gundik Kaisar terlihat masih ada yang tertawa-tawa. Sun Tzu menatap mereka dengan pandangan yang tajam.

"Baiklah. Pada instruksiku yang ketiga ini, aku akan benar-benar  akan menjatukan hukuman bagi yang tidak mengindahkan instruksiku." Kata Sun Tzu, mengancam.

Sun Tzu kembali menabuh gederangnya. Pada instruksi yang ketiga, dua orang gundik Kaisar telah melakukan gerakan tetapi masih sambil tertawa-tawa geli.

"Baiklah, karena kalian berdua tidak mengikuti perintahku dengan sungguh-sungguh, maka sebagai hukumannya kepala kalian berdua akan aku penggal," kata Sun Tzu dengan nada dingin.

Para gundik Kaisar terkejut mendengar ancaman Sun Tzu, lalu mereka melaporkan hal itu kepada Kaisar dan memohon agar mereka berdua diampuni. Lalu kaisar  pun mendatangi Sun Tzu agar membatalkan ancamannya, namun dia menolak permintaan Kaisar.

"Tidak ada toleransi bagi pelanggar disiplin," katanya.

DISIPLIN BUKAN KETURUNAN
DISIPLIN HARUS DIBENTUK.

Ya benar. 
Disiplin harus dibentuk lewat PEMBIASAAN (Habit), agar ia menjadi BUDAYA (KULTUR). Saat itulah tugas2 dan kewajiban akan dapat dilakukan dengan mudah bahkan  menyenangkan.

Itulah hikmah dari tuntunan Rasulullah Saw bahwa sebaik-baiknya suatu amal adalah sedikit (kecil) tapi terus dilakukan secara kontinyu.

Itulah sasaran dan tahapan dalam setiap bentuk pendidikan, yakni informatif, motorik dan afektif.

~Cak AT
Ma'had Tadabbur al-Qur'an
Share:

Tidak ada komentar: